Mampu Secara Ekonomi, Warga Tolak Bantuan Sembako

By Abdi Satria


nusakini.com-  Purworejo - Warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kecamatan Grabag dan Purworejo menolak bantuan paket sembako yang dibagikan oleh Pemerintah Kabupaten. Penolakan tersebut didasari alasan kondisi perekonomian mereka yang cukup mampu. 

Camat Grabag, Ahmad Zainudin, menyatakan, meski ada warganya yang menolak bantuan namun mereka tetap menerapkan semua protokol kesehatan. Mengingat status ODP yang disandangnya, anggota masyarakat tersebut melakukan isolasi mandiri secara disiplin. 

“Saya salut karena orangnya sangat kooperatif, sebagai kepala keluarga juga disiplin dalam mengisolasi diri dengan keluarga maupun lingkungan. Termasuk di rumah juga memisahkan diri dari anak dan istri, dengan menempati ruangan terpisah. Kami bersama desa terus memantau perkembangan kesehatannya,” kata Zainudin. 

Warga tersebut, lanjut Zainudin juga telah melalukan rapid test pertama dan dinyatakan negatif. Saat ini, warga tersebut masih menunggu jadwal rapid test tahap dua. 

Zainudin menambahkan, pihaknya tidak hanya melakukan pemantauan terhadap warga berstatus ODP, dan pemudik, tapi juga para pekerja migran. Mereka adalah warga kecamatan Grabag yang setiap harinya harus hilir mudik bekerja ke wilayah sekitar Purworejo, seperti Kebumen, Wonosobo, Magelang, Kulonprogo, Bantul, dan wilayah lainnya. Karena tingkat kerentanan yang cukup tinggi, maka status dan kondisi para pekerja migran tersebut dipantau setiap hari. 

Menanggapi penolakan warga tersebut, Wakil Ketua DPRD Kelik Susilo Ardani mengatakan, warga yang menolak bantuan karena merasa mampu secara finansial, bisa menjadi contoh teladan bagi orang lain. Bahkan, penolakan tersebut menunjukkan sistem penyaluran bantuan bagi ODP di tingkat desa berjalan tanpa pilah-pilih. Meski demikian, pemerintah desa perlu melakukan evaluasi terhadap data warga penerima bantuan. 

“Semakin ke depan saya optimis masing-masing desa memanfaatkan rembug desa yang melibatkan semua elemen yang ada sampai RT, sehingga segala bentuk bantuan akan tersalurkan dengan tepat. Jangan sampai, warga miskin tidak ter-cover,” ujar Kelik saat mengikuti kegiatan monitoring posko siaga desa pencegahan Covid-19 bersama Wakil Bupati Kebumen dan jajarannya, di wilayah Kecamatan Grabah dan Butuh.

Sementara itu, Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, menyatakan, bantuan sembako merupakan program pemerintah sebagai salah satu upaya penanganan Covid-19. Penolakan warga diakui Yuli adalah hak mereka, terutama bila didasarkan pada kesasaran warga atas kemampuan finansialnya. Bahkan, inisiatif warga tersebut diapresiasi oleh Wabup Yuli. 

“Tentunya ini harus kita hargai, bantuan sembako bisa dialihkan kepada yang lebih membutuhkan. Bahkan di masyarakat tidak menimbulkan kecemburuan sosial, karena yang merasa mampu mau menyadari,” tandas Wabup Yuli 

Lebih lanjut Yuli mengatakan, pihaknya melalui Dinsosduk KB PPPA memberikan bantuan sembako kepada ODP dan warga yang terdampak Covid-19. Yuli berpesan agar petugas posko dan aparat desa disiplin melakukan pengawasan terhadap para ODP. 

“Saya minta warga yang tidak mau menerima bantuan sembako, agar terus diperhatikan kesehatannya untuk nantinya benar-benar dipastikan terbebas dari virus corona. Saya juga berharap warga ODP agar tetap mengisolasi mandiri di rumah,” tuturnya. 

Bantuan APD

Selain paket sembako, Pemkab Purworejo juga menyalurkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada para petugas posko siaga dan tim medis di fasyankes. Bantuan yang diserahkan secara simbolis oleh Wabup Yuli kepada Camat Grabag tersebut tersebut berasal dari dua kelompok masyarakat. 

Bantuan berupa kacamata pelindung wajah (face shield) berasal dari para pengusaha di wilayah Purworejo, Sedangkan bantuan APD medis berupa baju, kacamata face shield, masker, serta sarung tangan dari organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Purworejo. 

Yuli mengatakan, bantuan tersebut adalah wujud budaya gotong royong masyarakat yang sebaiknya dilestarikan. Terlebih lagi, pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai kesulitan masyarakat. 

Sementara itu, pengurus IAI Kabupaten Purworejo, Rani Sumadyaningrun, mengatakan, bantuan APD sebagai bentuk kepedulian komunitasnya terhadap upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona di Kabupaten Purworejo. Tujuannya, ikut memberikan perlindungan bagi para petugas medis maupun petugas posko siaga Covid-19 sebagai garda terdepan penanganan penyakit tersebut. 

Yani menambahkan, total APD yang diserahkan sebanyak 150 unit. Ia pun menyerahkan mekanisme pembagian APD kepada Pemkab Purworejo. 

“Penyaluran selanjutnya, akan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, agar tepat sasaran,” jelasnya.(p/ab)